Pernahkah kamu harus buang air kecil saat sedang berada di tempat umum? Saat kamu tiba di kamar kecil, kamu langsung mengurungkan niat kencing karena kondisi toilet yang tak sesuai keinginanmu. Alhasil, kamu jadi menahan pipis selama berada di luar rumah.
Menahan kencing itu boleh dilakukan, tetapi hanya jika kamu terpaksa. Sebaiknya, kamu tidak boleh menahan pipis terlalu lama dan terlalu sering. Mengapa begitu? Apa alasannya? Inilah 3 akibat menahan kencing yang perlu kamu tahu.
- Meningkatkan risiko terkena ISK
ISK adalah kependekan dari infeksi saluran kemih yang terjadi karena bakteri. Orang yang terkena ISK memiliki gejala yang khas. Gejalanya yaitu ingin buang air kecil terus-menerus tanpa henti, mengeluarkan urin yang berwarna keruh, berbau menyengat, dan terkandang mengandung darah, merasa sakit seakan terbakar ketika buang air kecil, hingga merasa nyeri pada panggul.
Menahan kencing tidak langsung menyebabkan ISK. Namun, menahan diri untuk mengeluarkan urin bisa meningkatkan peluang bakteri tinggal dan menetap dalam kandung kemih. Akibatnya, kamu bisa menderita ISK.
Dibanding pria, akibat menahan kencing bagi wanita lebih besar karena wanita hamil berisiko terkena ISK. Karena itulah, sebaiknya ibu hamil tidak menahan kencing. Minum air yang cukup juga disarankan agar kandung kemih cukup penuh dan dapat mengirim sinyal untuk buang air kecil.
- Meningkatkan risiko terkena gagal ginjal
Ginjal merupakan organ tubuh yang bertugas menyaring darah dari sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Sisa metabolisme tersebut kemudian dikeluarkan bersama dengan urin.
Kalau kamu tidak mengeluarkan urin, fungsi ginjal jadi terganggu. Orang yang memiliki kandungan mineral tinggi dalam urinnya bisa mengalami batu ginjal jika terlalu lama menahan kencing. Dalam jangka panjang, batu ginjal bisa menyebabkan kegagalan ginjal. Risiko terkena gagal ginjal akan semakin besar jika kamu memiliki beberapa kondisi berikut:
- Pembesaran prostat yang bisa menyebabkan sulit buang air kecil.
- Kandung kemih neurogenik, yaitu kondisi terganggunya sistem saraf yang menyebabkan otak tidak dapat mengontrol kandung kemih.
- Gangguan ginjal
- Retensi urin, yaitu kondisi ketika kandung kemih tidak bisa sepenuhnya kosong setelah buang air kecil.
- Meningkatkan risiko kandung kemih robek
Pada kasus yang sangat parah, akibat menahan kencing terlalu lama adalah kandung kemih robek. Jika kamu menahan pipis, kandung kemih akan menyimpan terlalu banyak urin. Hal itu bisa menyebabkan tekanan menumpuk di kandung kemih sehingga robek.
- Muncul rasa sakit ketika buang air kecil
Terlalu sering menghindar dari buang air kecil bisa menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman di kandung kemih atau ginjal. Akibatnya, kamu bisa kesakitan ketika mengeluarkan urin. Bahkan setelah kencing, kamu juga bisa merasakan kram panggul karena otot-otot yang mengepal setelah urin dikeluarkan.
- Urin tidak bisa keluar secara normal
Akibat menahan kencing yang terakhir adalah urin tidak bisa keluar secara normal. Hal ini bisa terjadi karena kandung kemih meregang sehingga sulit atau tidak bisa berkontraksi. Padahal, normalnya kandung kemih meregang ketika ada urin dan kembali ke bentuk awal ketika kencing.
Jika kandung kemih meregang terlalu parah, dokter akan mempertimbangkan penggunaan kateter.
Di sisi lain, menahan kencing juga bisa menyebabkan urin keluar terlalu sering. Penyakit akibat menahan kencing ini dinamakan inkontinensia urin. Inkontinensia dapat terjadi karena otot-otot dasar panggul yang melemah. Jika kamu mengalaminya, kamu akan merasa selalu ingin ke toilet, bahkan kamu bisa buang air kecil tanpa sadar ketika bersin atau batuk.
Daripada mendapatkan akibat menahan kencing, lebih baik kamu buang air kecil secara rutin. Urologis menyarankan, buang air kecil sebaiknya dilakukan setiap tiga jam. Bahkan meskipun kamu tidak ingin pipis, sebaiknya kamu tetap ke toilet.Kandung kemih yang sehat mengandung sekitar 400 hingga 500 mililiter urin. Sebelum kandung kemihmu terlalu penuh, lebih baik buang air kecil pada waktu yang telah ditentukan untuk menghindari penyakit akibat menahan kencing.